Kamis, 22 Juli 2010

Kegelisahan yang berantai

Aku jadi berfikir, apakah kegelisahan, kekesalan, kecemasan, dan semua pikiran negatif yang lain memiliki efek berantai yang dapat mempengaruhi efektifitas kerja seseorang. Beberapa kali kinerjaku tidak optimal setelah kesal terhadap seseorang , gelisah karena uang yang menipis dan lain sebagainya. Tapi aneh, ketika suatu masalah tuntas, kebahagiaan itu menjadi semacam obat anti depresi untuk menghadapi masalah-masalah lain yang ada di depan, beberapa orang menyebutnya dengan motivasi. Jadi memang kunci menghadapi sebuah masalah bagiku adalah

  1. Sesegera mungkin menyelesaikan hal-hal yang membuat hati kita cemas dan gelisah. Jangan terlalu sering menunda hal-hal yang seharusnya bisa dikerjakan sekarang. Waktu yang kita miliki saat ini adalah hari ini, jam ini, menit dan detik ini. Waktu yang sudah lampau tak usah disesali berlarut-larut, karna apapun yang kita lakukan tak akan merubah masa lalu kita sedangkan masa depan yang akan terjadi nanti belumlah terjadi, tak usah dicemaskan.
  2. Pikiran positif. Tidak bisa dipungkiri, pikiran positif memberikan motivasi tersendiri setiap kali kita hendak beraktivitas. Selalu yakin bahwa Allah kan berikan yang terbaik untuk kita, selalu yakin bahwa Allah memberikan jalan keluar dari setiap masalah yang diberikan kepada kita. Selalu yakin bahwa Allah tak akan pernah menguji seorang hamba lebih dari kemampuannya. Dan masih banyak lagi cara agar pikiran positif itu dapat selalu hadir dalam diri kita.
  3. Doa. Doa seyogyanya dilaksanakan di awal, ditengah dan diakhir, di awal ketika kita hendak melaksanakan sebuah aktivitas, di tengah selama kita bekerja dan diakhir ketika semua ikhtiar telah kita lakukan. Pasrahkan semuanya kepada Allah. Allah tidak akan mendzalimi hamba-Nya karena Allah Maha Adil.
Saya yakin 3 kunci ini dapat mempermudah kita dalam menyelesaikan masalah yang ada di depan. Semoga sukses !!

Sabtu, 17 Juli 2010

Ketika takdir Allah tidak sesuai keinginan

Ketika takdir Allah ternyata tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan, pilihan yang tersedia hanya dua. Menangisi, menyesali, dan menyalahkan takdir yang tidak berpihak pada diri kita atau mensyukuri nikmat yang sudah dikaruniakan sebelumnya. Menyesal dan sedih itu diperbolehkan karena memang hal itu manusiawi, namun penyesalan yang berlarut-larut akan membuat diri kita lupa atas nikmat yang sudah Allah berikan.

Sahabat, ingatlah, Allah menguji kita dengan musibah atau masalah sesuai dengan batas kemampuan kita. Karena hanya DIALAH yang Maha Tahu sisi positif dan titik terlemah yang dimiliki dari setiap hamba-Nya. Ada sebagian orang yang lemah ketika Allah ambil hartanya. Disisi lain , ada pula sebagian orang yang lemah ketika Allah ambil orang yang paling disayanginya. Itupun bertingkat, setahap demi setahap sesuai kadar keimanan kita. Mungkin kita sering miris melihat saudara muslim kita diuji oleh Allah dengan harta yang sangat terbatas, membayangkan bagaimana perasaannya. Tapi kita tidak tahu apa yang difikirkannya, boleh jadi orang yang kita fikirkan tadi malah merasa sangat berkecukupan karena dia memiliki apa yang tidak dimiliki orang lain baik itu istri yang setia, anak yang sholeh, kesehatan yang senantiasa terjaga dan lain sebagainya.

Itulah mengapa, sebuah ukuran fisik yang terlihat mata tidak bisa dijadikan parameter apakah seseorang itu bahagia atau tidak. Bagi kita mungkin berat namun boleh jadi bagi orang lain hal itu ringan. Yah, apapun itu, percayalah. Allah sudah menyiapkan skenario hidup kita dengan indah. Ikuti saja dengan penuh rasa sabar dan syukur. Wallahua'lam bishowab.

Site Office