Jumat, 13 Agustus 2010

Teka-teki waktu

Begitu berharganya waktu sampai ada ungkapan Waktu Bagaikan Uang, ada juga pepatah arab ( aku lupa apakah ini mahfudot atau hadis ) yang mengatakan bahwa Waktu bagaikan pedang, apabila kita tidak mampu mengaturnya dengan baik maka diri kita akan tertebas olehnya. Persepsi banyak atau sedikitnya waktu itu tergantung dari setiap orang yang memandangnya. Ada orang yang merasa waktu 24 jam itu begitu lama karena aktivitas yang dilaksanakannya mungkin begitu monoton dan tidak membutuhkan waktu yang cukup lama. Disisi lain ada orang yang merasa waktu 24 jam sangatlah kurang mengingat banyaknya aktivitas yang dikerjakan. Semua kembali kepada manusianya. Rosulullah bersabda sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi yang lain. Ada yang berkelakar , " Lha Aktivitas yang bermanfaat untuk diri sendiri aja masih sedikit , apalagi yang bermanfaat bagi orang lain he..he.. "

Abdullah Gymanstiar dalam ceramahnya berkata ada manusia yang dalam 1 hari bisa mengerjakan 1000 aktivitas yang positif , bagaimana caranya ( Rahasia.. mungkin lebih baik kalo ngebahasnya di dalam tema optimalisasi dan prioritas waktu atau manajemen team aja yaa ) ada yang dalam 1 hari mampu mengerjakan 100 aktivitas positif, ada yang dalam 1 hari mampu mengerjakan 10 , 1 dan adapula yang dalam 1 hari tak mampu mengerjakan satupun aktivitas positif. Yah kerjanya hanya tidur, makan, tidur lagi, nonton film yang g jelas, ngegame yang bikin kecanduan dsbg.

Begitulah teka-teki waktu , diri ini pun masih harus terus belajar optimalisasi waktu, membuat prioritas kegiatan dan membuat rencana hidup beberapa tahun kedepan. Semoga saja Allah menggolongkan kita ke dalam hamba-hambaNya yang dapat mengoptimalkan waktu dengan amal shaleh amien.

Site office, 13 Agustus 2010

Rabu, 11 Agustus 2010

Belajar dari seorang tukang potong

Sore itu kulajukan mobil ke arah lapangan merdeka. Saat itu aku berniat untuk memangkas rambutku yang panjang , Awalnya aku bimbang untuk melangkahkan kaki keluar karena Mas mardi bilang, jalanan masih ramai karna ada festival tahunan untuk menyambut perayaan 17 Agustus di
Bangka, namun keraguan itu segera kutepis setelah kembali melirik rambutku.

Tempat potong itu begitu sederhana, ukurannya sekitar 3 x 4 meter. Seperti biasa, di dalam ruangan itu terdapat alat2 yang biasa digunakan oleh tukang cukur kebanyakan seperti cermin, depan belakang, kursi, dan gunting beraneka ukuran . Ada 2 hal yang cukup menarik perhatianku di tempat itu, yang pertama adalah soundsytem yang selalu menyuarakan bacaan tartil Al-Qur'an dan sebuah kertas bertuliskan permohonan maaf karena tempat potong akan tutup sementara bila waktu sholat telah tiba.

Baru kali ini aku menemui seorang tukang potong yang meminta pelanggannnya menunggu dia selesai sholat di masjid ketika waktu sholat 5 waktu telah tiba. Dia bilang , rizki Allah yang Mengatur, jangan sampai ibadah kita terganggu gara-gara kerjaan. Aku jadi malu bila ingat diri ini yang terkadang menunda sholat karena pekerjaan yang menumpuk. Mungkin pertemuanku dengan tukang potong yang biasa disebut Bang Ay ini sudah diatur oleh Allah. Allah nampaknya ingin memberiku pelajaran yang sangat berharga terkait dengan sholat tepat waktu. Alhamdulillah...


Site Office, 11 Agustus 2010