Rabu, 11 Agustus 2010

Belajar dari seorang tukang potong

Sore itu kulajukan mobil ke arah lapangan merdeka. Saat itu aku berniat untuk memangkas rambutku yang panjang , Awalnya aku bimbang untuk melangkahkan kaki keluar karena Mas mardi bilang, jalanan masih ramai karna ada festival tahunan untuk menyambut perayaan 17 Agustus di
Bangka, namun keraguan itu segera kutepis setelah kembali melirik rambutku.

Tempat potong itu begitu sederhana, ukurannya sekitar 3 x 4 meter. Seperti biasa, di dalam ruangan itu terdapat alat2 yang biasa digunakan oleh tukang cukur kebanyakan seperti cermin, depan belakang, kursi, dan gunting beraneka ukuran . Ada 2 hal yang cukup menarik perhatianku di tempat itu, yang pertama adalah soundsytem yang selalu menyuarakan bacaan tartil Al-Qur'an dan sebuah kertas bertuliskan permohonan maaf karena tempat potong akan tutup sementara bila waktu sholat telah tiba.

Baru kali ini aku menemui seorang tukang potong yang meminta pelanggannnya menunggu dia selesai sholat di masjid ketika waktu sholat 5 waktu telah tiba. Dia bilang , rizki Allah yang Mengatur, jangan sampai ibadah kita terganggu gara-gara kerjaan. Aku jadi malu bila ingat diri ini yang terkadang menunda sholat karena pekerjaan yang menumpuk. Mungkin pertemuanku dengan tukang potong yang biasa disebut Bang Ay ini sudah diatur oleh Allah. Allah nampaknya ingin memberiku pelajaran yang sangat berharga terkait dengan sholat tepat waktu. Alhamdulillah...


Site Office, 11 Agustus 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar